Tuesday, April 14, 2009

Lebih Mahal Sedikit Tapi Hati Lapang...

Nasib para pedagang kecil di negeri ini memang tidak sebagus para pedagang besar, kebijakan industri pasar bebas pro ekonomi kapitalis membuat mereka tergilas jauh kedalam bumi kesengsaraan. Para punggawa ekonomi pemerintah seakan membiarkan kemiskinan (baca orang miskin) lenyap dari bumi pertiwi. Mereka mati perlahan-lahan terhapus debu kebisingan mesin-mesin kapitalis yang bergerak maju sampai keberanda rumah kita. Jadilah warung-warung serba ada, minimarket-minimarket yg dimiliki pemodal besar bertebaran di depan halaman rumah bagai cendawan di musim hujan, membuat warung klontong kecil milik Bang Yudin (bukan nama sebenarnya) tetangga depan rumah seperti kucing habis dikejar anjing, kembang-kempis tidak sanggup menahan beban hidup, atau seperti kunang-kunang saat senja telah tiba, kelap-kelip, hari ini buka, besok tutup, besok buka lusa tutup. Terakhir tutup sampai sembilan hari lamanya. Miris sekali.

Sosok Bang Yudin adalah sosok ribuan bahkan jutaan kaum proletar ditanah air, sosok yang mendominasi jumlah penduduk indonesia, sosok seorang marhaen yg berjuang untuk menghidupi keluarganya ditengah konspirasi dan dominasi kaum pemodal yang berkolaborasi dengan pemimpin-pemimpin bebal yang tak pernah mengerti betapa sulitnya bertahan hidup dizaman seperti ini. Juga pemimpin yang tak pernah tahu betapa berharganya nilai selembar uang seribuan bagi anak-anak mereka.

Saya bingung bagaimana membantu orang-orang seperti mereka, Saya bukan pengusaha kaya, saya bukan pejabat pemerintah dan saya juga bukan pimpinan bank yang mampu memberikan pinjaman kredit usaha, saya hanyalah seorang swasta yang tak jauh beda dengan Bang Yudin. Hanya satu yang saya dapat lakukan adalah dengan tetap berbelanja kebutuhan diwarungnya, meskipun lebih mahal sedikit, meski berbeda seribu atau dua ribu, saya tetap setia belanja kepadanya. Saya faham, mungkin bagi sebagian para ibu, adalah lebih baik belanja ke minimarket yang harganya lebih murah dibandingkan warung klontong-warung klontong milik para tetangga. Alasannya realistis, bahwa kebutuhan semakin banyak dan perlu mencari barang dengan harga yang lebih murah. Saya tidak memaksa, dan itu menjadi tugas para ibu untuk mengatur keuangan keluarga, meskipun kadang dimata para suami mereka; tetap saja dianggap pemborosan, padahal seandainya para suami mengetahui bagaimana para istri harus berutang sana-sini untuk menutupi kebutuhan yang sangat besar, dan jatah dari suami mereka harus cukup untuk kehidupan selama sebulan, pastilah para suami akan menangis. Bagaimana sang istri menyisihkan jatah makannya untuk anak-anak dan suaminya, sedang ia hanya makan sisa-sisa dari jatah makanan itu.Demi mengharapkan ridha dari suaminya, sang istri rela meninggalkan nikmatnya sarapan pagi, makan siang, atau makan malam yang layak, hanya untuk memastikan bahwa suaminya memberikan uang yang lebih dari cukup. Ia berbohong kepada jasadnya demi sebuah pengabdian, subhanallah.

Kembali kepada warung bang Yudin. Saya tahu meskipun harga barangnya lebih mahal seribu rupiah, saya ingin seribu rupiah itu menjadi ladang amal buat saya. Dengan selisih seribu itu saya ingin melihat anak-anak bang Yudin dapat tersenyum menikmati keuntungan dagang ayahnya yg tidak seberapa itu. Dengan selisih itu pula saya ingin melihat roda perekonomian keluarga mereka tetap bergerak. Tidak apa-apa lebih mahal sedikit, tetapi hati sangat lapang memberinya...

Tuesday, April 07, 2009

Mabuk fesbuk...gedebuk gedebuk..

Era sekarang adalah era digital, sejak internet berkembang pesat semua manusia berganti gaya hidup menjadi gaya hidup digital. Dengan logo huruf ‘E’didepannya seolah-olah manusia akan menjadi trendy jika menggunakan huruf E itu, ada E-book, ada E-learning, Ada E-banking, dan E-E lainnya yang menandakan era digital, sampai-sampai saking pusingnya banyak pula user yang beralih status dari waras menjadi E-Dan alias gokil karena tertawa-tawa sendiri mengomentari kenarcisannya di jejaring sosial yang sedang melanda dunia.

Bicara jejaring sosial, sebelumnya ada FS alias FriendSter yang begitu populer, terakhir yang paling mendunia dan ngetop adalah Facebook. Beda keduanya adalah jika FS digandrungi oleh anak-anak dan remaja(meski ada juga orang dewasa yg menyukai), FB lebih digemari oleh penggemar dewasa. Tampilan FS yang bener2 funky dan ceria abiz bahkan kadang lebai, menandakan jiwanya anak-anak muda, sedang FB lebih smooth dengan nuansa biru, khas selera manusia dewasa. Karena sifatnya yang merekrut dan membangun jaringan jadilah FS dan FB sebuah simpul yang terhubung oleh jutaan manusia diseluruh dunia. Sifat mengumpulkan massa inilah yang menarik banyak perhatian para “marketing” baik marketing politik, marketing bisnis bahkan marketing cinta, dan tentu saja menarik pundi-pundi pemasang iklan yg ujung-ujungnya membuat Mark Zuckenberg sang pendiri FB menjadi salah satu milyader muda didunia. (Top banget dah si Mark nih).

Menariknya situs FB ini selain mengumpulkan massa juga mengumpulkan teman-teman lama, sohib-sohib jadul, bahkan mantan-mantan pacar yg dulu pernah singgah dihati, ceilee. Jadilah CLBK dan cerita romansa-romansi jaman dulu mengalir bagai air dimusim hujan (dulu kemana aje tong..). Pernah ada istri minta cerai kepada suami garagara FB dimana suaminya jatuh cintrong lagi sama mantannya saat ketemu di FB. Pernah juga seorang suami jadi rajin kekantor gara-gara kantornya sudah pasang internet unlimited access supaya bisa sering online di FB. Pernah juga suami dan istri kecanduan FB lantas membiarkan anak-anaknya kelaparan dan pingsan, astagfirullah.

Begitu dahsyatnya pengaruh FB ini konon katanya mr Obama menang pilpres gara-gara meraih dukungan di FB. Dan kita sebagai bangsa pengekor, jadilah para caleg kita menggunakan FB untuk meraih dukungan, ada yang dengan sopan minta dukungan ke kita, ada yang sedikit narcis dengan janji-janji yg muluk-muluk, malah ada yang memelas minta di Add oleh kita, setelah itu kita diberondong oleh kampanye-kampanyenya yang bikin halaman depan kita penuh oleh khutbah mereka. Yaa, gpp sih, kasian lima tahun sekali ini bersedekah kepada para fakir suara, hehehe.

Di FB ini orang bebas berekspresi diri melalui menu update status, dan menu inilah yang menjadi favorit para pencinta FB. Apa yg terlintas di otak, bahkan yg masih sembunyi didalam hati langsung bisa di publish (lebai bener), dan teman-teman langsung mengetahui dengan seketika. Ada yang raut senang, gembira, sedih, kangen, ada yang sedang dalam perjalanan, sedang berada di suatu kota, bahkan urusan baru bangun tidur dengan suasana“SUEGGEER” bener bisa terekspos seketika. Yang cuma bisa mendesah, berdehem, mengerang, mengaum, mengembek, menggonggong, meringkik, mengeong, mengembik(.. Walah ini dunia fauna apa dunia manusia...), bahkan menceritakan nikmatnya bersemedi di toilet sampe bentuk pub nya pun diceritakan dengan jelas sekali...idiih jorok.

Yang hobi gosip, was-was, infotainment, ngomongin orang, ghibah, melecehin teman, ngeledek, nyumpahin, nyukurin (maksute : wee syukurin loe, bukan ngebotakin rambut –red) dan seabrek cerita persahabatan yang dulu pernah terjalin waktu sekolah seolah terulang kembali disini...sambil mendengar lagu Kla Project "uuuuu semoga....wowowowo... " menjadikan para pecandu dan pemabuk FB bersukaria bak remaja kembali. Ditambah dengan kopdar jadilah persahabatan bersemi kembali, “persahabatan bagai kepompong , dung tak dung tak genjreng-genjreng..”

Yups, dari sisi menyambung silaturahmi FB memang bermanfaat untuk mengikat simpul-simpul persahabatan yang pernah hilang, Bahkan... selain itu bisa juga untuk memperbanyak kesempatan mencari teman dengan tujuan..... "mencari utang"..hehe, masih mending basa-basi sebentar di FB, trus kopi darat dan bilang..."man pinjam doku dong buat modal nih.. ente khan udah jadi orang"..(emang dari dulu gw orang, emang dulu gw monyet walah..). karena sang teman adalah sohib deket, sukses sudah misi pinjam uangnya hehehe) dari pada temen lama gak pernah nongol, tiba-tiba datang nunjukin batang hidungnya langsung ngomong, "fren lu kan sohib gw terbaik, pinjam hepeng dong, gw lagi perlu nih...", cuiih dikasih juga kagak..siape lu..

Tapi dari sisi yang berikut ini yg kadang orang tidak mengerti, bahwa FB rawan untuk tindak pidana penipuan. Modusnya dengan berbekal nama sohib-sohib kita yang emang pasti terbaca jelas di sana, mereka bisa mengetahui jatidiri kita, keluarga, anak-istri, tempat kerja, kebiasaan dan segala attribut kita, apalagi untuk user yang habis-habisan upload data pribadi mereka di FB. Lalu dengan cerdaslah mereka menipu-nipu kita dengan mencatut nama-nama teman kita di FB. Semoga ini tidak terjadi pada kita, dan saran saya jangan mudah menambah teman baru kepada kita dari orang yang gak jelas juntrungannya, baik itu cewek ato pun cowok, apalagi buat user cowok, dikasih icon gambar yang “terbuka” sedikit langsung add as friend deh. Hati-hati bro, dimanapun berada meski pun didunia maya iman tetap dibawa. Yg dibelakang nyeletuk “Iman dibawa om, tapi si amin kagak hihihi”.
Yang jelas gunakanlah waktu untuk FB seperlunya, Jangan sampai melebihi kapasitas, jika mengingat Allah cuma lima kali sehari, masa ingat facebook hampir 24 kali sehari alias tiap jam, nyang bener aje. Emang ente mau, nanti ketika sakaratul maut yang dibaca “fesbuuuk...fesbuukkk, fesbuuukkk”...
Emang ente pasti sempat nanti ketika sedang sakaratul maut nulis update difacebook :
“SEDANG SAKARATUL MAUT......”walah gedebuk gedebuk....gubrakkkk...