Gelisah Pilkada
Entah mengapa hati ini tidak juga bisa tenang tatkala perhelatan itu belum terlaksana. Entah mengapa semua menjadi galau, keluh kesah melanda hati dan kebimbangan membuat pikiran menjadi buntu.
Ku coba mengatur napas sambil berzikir akan pertolongan ilahi, untuk membuat jiwa menjadi tenang.
Kegelisahan ini datang seiiring dengan keragu-raguan, apakah saatnya sekarang ataukah terlalu terburu-buru. Siapkah menerima kekalahan, atau sudahkah mempunyi cukup kesabaran untuk menggengam kekalahan.
Tidak... itu bukan tujuan, ini cuma sarana dakwah yang menemukan momentumnya. Ya tapi apakah sudah cukup yakin mempercayakan kepada kedua sahabat itu yang aku sendiri tidak tahu bagaimana keseharian mereka, jikalau bukan karena “samina wa ‘ato’na, kami dengar dan kami taati, niscaya kebimbangan ini bertambah-tambah. Jiwa yang bingung dan sulit membedakan, yang mana kawan dan mana lawan, siapa memanfaatkan siapa.
Tidak, engkau terlalu khawatir… tidakkah engkau lupa husnodzhon adalah lebih baik dari suuzhon?. Engkau bukan siapa-siapa, engkau bukan kader, bukan pula simpatisan, engkau hanya orang luar yang kebetulan mempunyai tujuan yang sama dengan dakwah kami, bahkan engkau bukan siapa-siapa.
Yah memang, aku bukan siapa-siapa, aku adalah orang yang kebetulan ada saat dakwah itu menggelitik jiwaku, mungkin hanya itu dan…
Ah, apa peduliku jika aku bukan siapa-siapa. Mengapa aku peduli jika aku adalah nothing, mereka pun cuma teman lama yang datang kembali saat mereka butuh suaraku, lantas pergi setelah perhelatan selesai…
Any compliant???
Tuesday, January 27, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment