Monday, June 29, 2009

Bukan Sekedar Kata

Seorang sahabat pernah bertanya dalam statusnya di FaceBook, dalam akad nikah mengapa dengan “kata-kata saja” ;mungkin maksudnya sebuah kalimat; seorang wanita menjadi halal bagi suaminya, sedetik setelah ucapan itu meluncur dari bibir suaminya dan dinyatakan sah oleh penghulu serta para saksi. Sang teman sangat heran betapa sebuah kata-kata dapat menghalalkan sentuhan laki-laki terhadap kulit wanita yang bukan muhrimnya.

Pertanyaannya sekilas sepele, tetapi sebenarnya penuh makna yang dalam, betapa sebuah kata-kata, selanjutnya biar enak dibaca saya ganti dengan sebuah kalimat dapat merubah suatu kondisi atau status dari yang haram menjadi halal.

Kata-kata atau Kalimat, sebuah approach yang dipakai oleh Pencipta untuk berkomunikasi dengan hambanya sekaligus sebagai media komunikasi (baca bahasa) untuk mengajarkan ilmu kepada hamba-hambanya.
Dengan kalimat pula Allah memegang janji para hamba-hambanya jauh ketika masih di alam ruh QS,7:172. 1)
Nabi Isa, ;yang lahir tanpa ayah, tetapi dengan kalimat Allah;disebut sebagai Ruh dan Kalimat Allah. QS,4: 171. 2)
Begitu juga dengan nabi Adam yang lahir tanpa ibu dan bapak, lahir dan tercipta dengan kalimat Allah.

Bukan sekedar kata,
Kalimat secara esensi adalah sebagai media komunikasi antar Pencipta dan mahlukNya atau antar sesama mahluk Allah. Kalimat juga sebagai pengejawantahan sifat Allah “KALAM”, ﻛﻼﻡ yang maha berkata-kata.
Dengan kalimat, terjadi saling pengertian antara mahluk Allah. Malaikat diperintahkan dengan kalimat untuk menjalankan tugasnya di alam semesta ini. Didunia, banyak kalimat yang diucapkan sebagai tasbih oleh mahlkuk Allah, Bumi, matahari, bintang, dan seluruh alam semesta bertasbih dengan kalimatnya.

Kalimat dapat berupa suara dapat pula berupa tulisan atau kode-kode tertentu. DNA manusia yg tersusun dalam untaian basa adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T) yang mampu mereflesikan milyaran bahasa pembentukan fungsi tubuh manusia adalah contoh kalimat dalam bentuk kode.

Tulisan dalam kitab-kitab Zabur, Taurat, Injil dan Alqur’an adalah kumpulan kalimat-kalimat Allah yang memiliki makna yang sangat dalam bagi manusia.

Suara-suara guntur, gesekan angin pada dedaunan, nyanyian burung, gemuruh ombak, adalah contoh kalimat Allah dalam bentuk suara.

Dengan kalimat pula semua sistem di alam semesta berjalan sebagaimana mestinya. Manusia pun mulai mengerti bahwa kalimat yang diucapkan mampu membuat sesuatu berubah (berfungsi) seolah-olah sesuai dengan apa yang diinginkan. Sejak Harut dan Marut: dua orang malaikat yang penasaran bagaimana menjadi manusia; turun ke bumi atas izin Allah; mengajarkan sihir kepada manusia, maka mulai saat itu manusia mulai mengerti tentang mantera, sebuah kalimat yg bisa menipu pandangan lahiriah manusia, mengubah visual seolah-olah hakikat. Mengubah bentuk bahkan mampu memberi efek kepada manusia itu sendiri (dengan izin Allah tentunya).

Dari zaman Aladin dengan “Open Sesame” sampai zaman “The Master” dengan sugestinya Mr. Romy Rafael, semua menggunakan untaian kalimat.
Bahkan di zaman komputer ini, tidak ada system yang berjalan sendiri tanpa kernel pada Operating System (OS) yg memicu kehidupan peralatan elektronik itu sendiri, hatta mesin sekecil kalkulator sekalipun. Juga Password yang ampuh untuk menjalankan aplikasi. Semua adalah untaian kata-kata.
Ada sebuah ilustrasi menarik, pernahkah anda melihat film robocop yang dalam adegan terakhir sang penjahat tidak bisa dibunuh karena ia adalah petinggi OCP yang dalam aturan nomor sekian menyatakan bahwa robocop tidak bisa melukai bahkan membunuh karyawan OCP sekalipun dia bersalah; Anyway ketika pendiri OCP mengatakan “You Are Fired”, “kamu saya pecat”, otomatis status sang penjahat berubah menjadi orang biasa lantas dengan mudah sang robocop mengarahkan senjata kepadanya dan matilah ia.

Adahal menarik mengapa sebuah kalimat mempunyai posisi begitu penting bagi manusia bahkan alam semesta. Sebab sebuah kalimat mampu menjadi sebuah triger/pemicu dari perjalanan penciptaan alam semesta itu sendiri. Sebab Allah mencipta semesta hanya dengan kalimat “Kun Faya Kun”, “jadi, maka jadilah.”

Sebagai penutup, jika dalam paragraph pertama diatas menjelaskan bahwa hanya dengan kalimat seorang wanita menjadi halal, maka dengan ucapan kalimat pula seorang wanita menjadi haram baginya. Ucapan “cerai” yg dilontarkan secara sadar oleh suami meskipun dilakukan dengan bercanda atau dalam keadaan emosi, mampu memisahkan keduanya dengan segera, dengan ucapan itu pula maka jatuhlah talak satu kepadannya. Ucapan yang kelihatannya remeh tetapi mampu mengetarkan Arsy.

Jadi berhati-hatilah dengan kata-kata anda, dan pandai-pandailah menjaga lidah anda. Sebab lidah mampu menusuk lebih tajam dari pedang, lebih panas dari api yang membara. Dengan lidah pula sang fitnah menjadi lebih kejam dari pembunuhan.

Wallahu alam bishowab.

Catatan:

1) QS,7:172. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"”

2)QS,4: 171. “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.”

No comments:

Post a Comment